Mengutamakan Integritas Lisan di Bulan Suci Ramadhan

Oleh: Dr. Bukhari, S.HI., M.H.CM


Menjaga tutur kata di bulan Ramadhan membutuhkan kesadaran spiritual, kendali diri, dan komitmen yang teguh. Bulan suci ini tidak hanya tentang menahan lapar dan haus di siang hari, melainkan juga tentang introspeksi dan perbaikan hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.

Pentingnya menjaga lisan di bulan Ramadhan tidak bisa dianggap remeh. Lisan memiliki peran besar dalam membentuk suasana hati, memengaruhi interaksi sosial, dan membentuk atau merusak hubungan. Oleh karena itu, menjaga lisan bukan hanya tentang menghindari perkataan kasar atau ghibah, tetapi juga tentang berkomunikasi dengan kata-kata yang baik, penuh kasih, dan membangun.

Menghindari ghibah menjadi langkah kunci dalam menjaga lisan di bulan Ramadhan. Ghibah sangat tidak disukai oleh Allah SWT karena bisa menyebabkan fitnah, konflik, dan rusaknya hubungan antar manusia. Dengan menjauhi ghibah, kita tidak hanya mendapat pahala dari Allah SWT, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih harmonis dan damai.

Tidak hanya itu, berbicara dengan kata-kata yang positif dan membangun juga penting dalam menjaga lisan di bulan Ramadan. Kata-kata yang baik memiliki kekuatan untuk memberikan semangat, menginspirasi, dan mempererat hubungan dengan orang lain. Di bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mengungkapkan kata-kata yang baik juga merupakan bentuk ibadah dan kebaikan yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan ridha Allah SWT.

Oleh karena itu, menjaga lisan di bulan Ramadhan bukanlah hal yang mudah, namun merupakan sebuah perjalanan spiritual yang mendalam dan bermakna. Dengan kesadaran dan komitmen yang kuat, kita dapat mengubah lisan kita menjadi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperbaiki hubungan dengan sesama manusia, dan menyebarkan kebaikan di sekitar kita.