Jumlah Peristiwa Gerhana Dalam Setahun Menurut Ilmu Falak

 

Oleh. Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A
(Ketua Jurusan Ilmu Falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe)

Opini- Gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan.

Benarkah akhir-akhir ini seolah-olah peristiwa gerhana lebih sering terjadi dari sebelumnya? Pertanyaan ini sering terdengar dari masyarakat ahir-ahir ini. Keteraturan orbit bumi dan bulan dalam mengintari pusat orbit dan bentuk orbit yang selalu tetap, mengindikasikan bahwa peristiwa gerhana Matahari dan Bulan sudah ada semenjak Matahari, Bumi, dan Bulan ada. Menarasikan peristiwa gerhana Matahari dan Bulan sebagai peristiwa langka atau hanya ahir-ahir ini gerhana sudah sering terjadi termasuk pembodohan dan tidak ilmiah. Secara fakta, dalam satu tahun minimal wajib ada empat kali gerhana, yaitu dua kali gerhana Matahari dan dua kali gerhana Bulan dan maksimal atau paling banyak 7 kali terjadi gerhana seperti yang pernah terjadi pada tahun 1982 (4 gerhana Matahari dan 3 gerhana Bulan), hanya saja lokasi terlihat gerhana di permukaan Bumi yang tidak wajib sama dalam setiap tahun. Boleh jadi di tahun ini tidak terlihat gerhana di Indonesia, namun ada terlihat di wilayah lain.

Dalam satu tahun bisa juga terjadi 5 kali gerhana Matahari, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1805, 1935 dan akan terjadi di tahun 2206, dan bisa juga terjadi lima kali gerhana Bulan dalam setahun, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1676, 1694, 1749, dan akan terjadi pada tahun 2132. Jadi, peristiwa gerhana Matahari dan gerhana Bulan bukan peristiwa langka dan bukan hanya ahir-ahir ini yang sering terjadi, sepantasnya peristiwa langka boleh dinarasikan untuk peristiwa transit venus dan merkurius saja. Hanya saja yang menyebabkan seolah-olah peristiwa gerhana sering terjadi di ahir-ahir ini akibat perkembangan teknologi informasi yang menyebabkan peristiwa gerhana setiap tahun di seluruh permukaan Bumi bisa dengan mudah diketahui dan diamati Bersama.

Jenis Gerhana Matahari

Gerhana Matahari dikenal ada empat jenis, pertama gerhana Matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari berwarna hitam. Keempat gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.

Jenis Gerhana Bulan

Gerhana Bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana Bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) Bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua gerhana Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra). Ketiga gerhana Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.

Jumlah Peristiwa Gerhana di Tahun 2023

Di tahun 2023, secara global akan terjadi 4 kali gerhana, 2 kali gerhana Matahari dan 2 kali gerhana Bulan.

  1. Gerhana Matahari Hibrida, 20 April 2023 M, 29 Ramadhan 1444 H
  2. Gerhana Bulan Penumbra, 06 Mei 2023 M, 15 Syawal 1444
  3. Gerhana Matahari Cincin, 15 Oktober 2023 M, 29 Rabiul Awal 1445
  4. Gerhana Bulan Parsial, 29 Oktober 2023 M, 14 Rabiul Akhir 1445

Dari 4 gerhana yang akan terjadi pada tahun 2023, hanya dua kali gerhana yang bisa dilihat dari Aceh, yaitu Gerhana Bulan Penumbra, 06 Mei 2023 M, 15 Syawal 1444 H dan Gerhana Bulan Parsial, 29 Oktober 2023 M, 14 Rabiul Akhir 1445 H. Namun secara nasional, tahun 2023 ada tiga gerhana yang bisa disaksikan, yaitu (1) Gerhana Matahari Hibrida, 20 April 2023 M, 29 Ramadhan 1444 H (2) Gerhana Bulan Penumbra, 06 Mei 2023 M, 15 Syawal 1444 H, dan (3) Gerhana Bulan Parsial, 29 Oktober 2023 M, 14 Rabiul Akhir 1445 H.