Idul Fitri 1446 H Akan Serentak 31 Maret 2025

Dalam kajian ilmu falak, untuk mengetahui awal bulan Hijriah sangat tergantung pada kondisi hilal secara astronomis. Ada tiga data yang perlu diketahui secara astronomis, yaitu konjungsi, tinggi hilal, dan sudut elongasi Bulan.  

Pertama, konjungsi geosentrik atau ijtma’ yaitu peristiwa ketika nilai bujur ekliptika Bulan sama dengan nila ekliptika Matahari dengan diandaikan pengamat berada di pusat Bumi. Peristiwa ini kembali terjadi pada Sabtu 29 Maret 2025 pukul 17.57.38 WIB atau pukul 18.57.38 WITA atau pukul 19.57.38 WIT.

Kedua, tinggi hilal adalah jarak bulan yang dihitung dari garis ufuk barat ke pusat piringan bulan atau ke piringan bawah hilal. Tinggi hilal di ufuk barat pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2025 M atau 29 Ramadhan 1446 H saat matahari terbenam diseluruh Indonesia berada di bawah ufuk barat, artinya bulan lebih awal terbenam ketimbang matahari.

Ketiga, sudut elongasi bulan adalah jarak sudut antara pusat piringan bulan dengan pusat piringan matahari yang terbentuk saat Matahari terbenam di tempat pengamatan. Nilai sudut elogasi Bulan saat Matahari terbenam pada hari Sabtu 29 Maret 2025 atau 29 Ramadhan 1446 H diseluruh Indonesia berkisar antara 01 derajat 36 menit 13 detik busur (tertinggi), sampai 01 derajat 03 menit 27 detik busur (terendah).

Menurut Ketua Jurusan Ilmu falak Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe Dr. Tgk. Ismail, S.Sy., M.A, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hilal belum wujud di atas ufuk barat saat matahari terbenam, kondisi hilal juga belum memenuhi kriteria imkan rukyat MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura), kondisi hilal tersebut mustahil untuk dilihat disebabkan kondisi hilal baru memungkinkan untuk dilihat bila memiliki ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk barat saat matahari terbenam dengan elongasi minimal 6,4 derajat.

Atas dasar data tersebut bisa dipastikan hilal pada sore hari Sabtu 29 Maret 2025 yang bertepatan 29 Ramadhan 1446 H mustahil bisa dilihat walaupun cuaca cerah, hal ini mengakibatkan jumlah hari bulan Ramadhan 1446 H akan digenapkan 30 hari dengan ketetapan 1 Syawal 1446 H akan serentak pada hari Senin 31 Maret 2025.

Bial yang puasa hari Ahad 2 Maret 2025, maka tanggal 30 Maret merupakan hari ke 29 Ramadhan dan kondisi hilal di seluruh Indonesia pada malam Senin sudah pada posisi Qati' Rukyah dengan ketinggian hilal antara 11 derajat 28 menit busur sampai 7 derajat 57 menit 20 detik busur dengan elongasi antara 14 derajat 50 menit 22 detik busur sampai 13 derajat 01 menit 32 deti busur. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa 1 Syawal 1446 H Senin 31 Maret 2025, bila hari Senin masih dianggap 30 Ramadhan, maka secara hisab jumlah hari bulan Syawal akan terjadi 28 hari. Maka yang mulai puasa hari Ahad 2 Maret 2025 harus berpuasa 29 hari dan ini sudah sesuai ketentuan Syar'i.

Share this Post